Hanya Untuk Adikku
Rizal? Bagiku, dia memang sesuatu, yang kukenal dalam hidupku. Aku dan adikku yang manis, Liza. Benar kawan, ia memang paling istimewa dalam hidupku. Kami berdua mencintai pria yang sama. Tapi, ia lebih menyukaiku. Mungkin karena aku… pertama kali memandangnya, sebagai cinta pertamaku kepadanya.
Aku tau, ia menyukaiku. Tapi sebagai kakak, aku tak boleh serakah. Masih banyak cowok lain yang menungguku. Aku tak bisa, membiarkan ia sesak karena terlalu mencintai dan memikirkan Rizal. Hingga suatu ketika…
Diam-diam, aku mengutarakan hal ini kepada Rizal suatu malam. Ternyata..
“Sebenarnya aku juga mencintai kalian berdua, Rosa. Tapi, aku tak mau mengecewakan kamu. jadi terpaksa aku hanya menerima dirimu”
“Rizal, apapun yang kau pilih, itulah yang terbaik. Walau kau tak mamilihku? Aku tak bisa melihat Liza sedih terus-terusan. Aku rela kau memilihnya, Rizal. Aku rela”
“Rosa?” ujar Rizal terpana
“Ya, Rizal. Aku rela kau jadi miliknya”
“Terima kasih, Rosa. Aku kagum padamu. Dengarlah, Rosa. Aku sejak pertama kali berpandang. Kamu rela mengorbankan kesenanganmu demi adikmu. Mulai sekarang, kita cukup menjadi sahabat”
“Terima kasih, Rizal”. Aku terharu karenanya.
Sejak saat itu, kami jadi sahabat. Kabarnya, mereka menikah minggu depan. Namun sayangnya, aku jatuh sakit. Aku sakit. Dokter menvonisku terkena penyakit kanker otak. Aku haruslah sabar. Tak boleh mengeluh dan merepotkan banyak orang.
Ketika itu, Liza dan Rizal datang.
“Kakak, kakak jangan sedih. Liza dan Kak Rizal akan selalu di samping kakak. Yang sabar ya, Kak” ujar Liza sambil mengusap airmatanya
“Benar, Rosa. Manusia sepertimu takkan pernah terhapus jasanya. Raga boleh hilang, tapi jasa selalu ada di hati” sahu Rizal
Aku terharu dengan ucapan mereka. Mereka benar. Tapi sayang, nyawaku tak tertolong. Sebelum aku pergi, aku sempat berpesan lewat surat yang aku kirim.
“Untuk kalian…
Terima kasih kalian. Aku minta maaf karena telah mengecewakan kalian. Aku janji, akan selalu ada di hati kalian. Kakak tidak minta apa-apa. Kakak hanya ingin, kalian patuh pada orangtua.
RUKUN DAN BAHAGIALAH KETIKA KAKAK PERGI”
Kalimat itu mungkin singkat, tapi berarti besar bagiku. Akhirnya, aku menghembuskan nafas terakhirku dengan tenang.
Liza dan Rizal hanya bisa menangis. Terlebih ketika membaca surat terakhirku.
Tapi, mereka bahagia karena mau mendegarkan keluh kesah mereka padaku, walau waktu aku sedang sakit. Selamat jalan, Kakak
Ketika pernikahan mereka berlangsung 3 hari kemudian, aku mendatangi mereka. Ya, mereka tak tau kehadiranku, kecuali Liza. Liza sempat memandangku. Aku sempat melambaikan tanganku kepadanya. Hampir saja ia mengejarku, tapi aku keburu hilang. Ia hanya bisa terpaku sambil tersenyum menatap langit. Lalu ia segera masuk ke rumah.
SELESAI
Cerpen Karangan: Zuhrotul Aulia
Blog: www.aulia.blogspot.com
Murid Pindahan
Sekarang hari pertama saya masuk sekolah di mtsn. Saya murid pindahan dari pesantren, saya keluar dari pesantren itu karena saya dipalakin mulu, padahal badan saya gede tapi saya takut, soalnya dia kalau malakin suka bawa sm. Oh iya saya kan mau ceritain pertama saya masuk mtsn. Saya lupa mau ngasih tau kalau nama saya reza, saya seseorang yang sedang mencari jodoh.
Saya kesiangan berangkat sekolah. Sampai-sampai saya berangkat gak mandi, jadinya saya bawa parfum aja 2 botol, buat dipakai di sekolah nanti. Saya dianterin sama uwa saya ke sekolah.
Sesaat sampai di sekolah saya dikunciin pagarnya sama si babeh. Soalnya saya nyampe di sekolah jam tujuh lewat 1. Di dalam sekolah upacara sudah mulai, jadinya saya boleh masuk kalau upacaranya selesai.
Sesudah upacara selesai saya dan orang-orang yang terlambat langsung masuk ke dalam kelas exelent. Oh iya lu yang baca pada tau gak exelent ntuh yang muridnya orang kaya semua. Saya disuruh wali kelas saya memperkenalkan diri di depan kelas. Saya pun maju ke depan kelas dengan sangat merinding tidak karuan, “na.. Na.. Namaku rrrezza, aaaku tttingal di bbojong, ho.. Ho… Hob…” belum selesai saya memperkenalkan diri teman saya sudah bertepuk tangan. Guruku pun menyuruh aku duduk di bangku saya.
Pelajaran pertama hari ini adalah bahasa Jepang saya diajarin sama pak takagama sawara f dia adalah guru yang sangat hebat yang selalu memikirkan masa depan, karena selalu memikirkan masa depan jadinya kepala depannya botak. Guru pun bertanya kepada saya, “apa bahasa jepangnya botak?”
“cukurata” jawab saya
Saya pun langsung dikeluarin dari kelas sampai jam istirahat, karena menjawabnya salah.
Sesudah istirahat dia pun pergi ke kantin bersama temannya yang agaj idiot. Sesaat sampai di kantin saya melihat seseorang yang istimewa. Saya pun langsung mendekatinya dengan perlahan-lahan, saat sudah dekat saya sengaja menabrak dia dan langsung membantunya merapihkan buku-bukunya yang berjatuhan.
Saya pun berkenalan dengannya, “hai nama kamu siapa?” kata saya.
Dia pun menundukkan kepalanya, “saya dipanggil teman saya”
“za, ngapain kamu ngomong sendiri?” kata teman.
“saya lagi ngomong sama cewek yang disana tuh” sambil menunjukkan ke arah cewek itu. Namun cewek itu sudah tidak ada, padahal baru sebentar ninggalin tuh cewek.”
“gila lu ya?” tanya teman.
Saya pun meninggalkan kantin dan menuju ke kantor untuk menemui wali kelas, secara tidak sengaja saya melihat mading, dimading itu ada foto cewek yang tadi saya lihat di kantin, ternyata cewek itu sudah meninggal beberapa hari yang lalu
Tamat
Cerpen Karangan: Gema Iswara Faudzan
gema iswara faudzan
19 januari 1999
puri nirwana 3, cibinong, bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar